Pertanyaan seputar bekam
Bagi anda yang berkeinginan kuat untuk berbekam (hijamah/ODT), dan baru pertama kali melakukannya terkadang ada beberapa hal mengganjal yang ingin ditanyakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
PERSIAPAN
Tidak ada
persiapan khusus jika anda ingin di Bekam, artinya kapan saja anda dibekam maka
tidak menjadi masalah, Akan tetapi untuk dan mengurangi efek samping maka disarankan
anda makan 3-4 jam sebelum di bekam, karena jika perut anda kosong (puasa)
terkadang menyebabkan pusing/lemas.
Sebaliknya
apabila anda dalam kondisi perut penuh makanan atau hanya berselang 1 jam
setelah makan kemudian anda dibekam maka beberapa pasien mengeluh mual atau
muntah. Hindari berjima’ sebelum bekam, apalagi sesudahnya karena akan menguras
banyak energi.
SOAL 1. Saya
sedang hamil, bolehkah dibekam ?
Boleh, jika kondisi umumnya baik. Sebelum
dibekam harus diperiksa dulu tekanan darah dan keadaan umum lainnya, jika
normal maka tidak ada masalah. Yang perlu diperhatikan adalah menghindari
pembekaman di daerah perut dan pinggang. Untuk Ibu menyusui, wanita haidh dan
menstruasi juga diperbolehkan berbekam asal kondisi umumnya cukup baik .
SOAL 2.
Orang tua saya sudah “sepuh” apa juga boleh dibekam? Bagaimana dengan
anak kecil?
Orang yang
sudah lanjut usia dan anak kecil (diatas 4 tahun) tidak mengapa dibekam asalkan
dilakukan secara bertahap, dengan sedikit sayatan tipis, menggunakan jumlah kop
yang sedikit serta dengan kekuatan pompa yang minimal.
SOAL 3.
Kondisi apa yang merupakan “pantangan” (kontraindikasi) bekam ?
Ada
kontraindikasi yang bersifat absolut dan ada yang bersifat relatif.
Kontraindikasi
absolut, adalah
kondisi/kelainan penyakit tertentu yang dilarang untuk dilakukan bekam,
diantaranya adalah : pasien yang berumur dibawah 4 tahun, pasien yang sedang
mengkonsumsi obat pengencer darah, pasien yang mengalami gangguan sistim pembekuan
darah yang berat, koma (tidak sadar), dehidrasi berat, renjatan/syok, pasien
yang baru menjalani transfusi darah, donor darah atau cuci darah (kurang dari
48 jam dari waktu bekam), penderita jantung yang menggunakan alat bantu
pengatur detak jantung.
Kontraindikasi
relatif, adalah
kondisi/kelainan penyakit tertentu yang disarankan untuk tidak bekam terkecuali
dilakukan oleh ahli bekam professional yang sudah berpengalaman, diantaranya
adalah : pasien anemia, pasien kencing manis dengan kadar gula darah sewaktu
lebih dari 300, pasien tumor/kanker, hipertensi dengan systole lebih dari
200mmHg, penderita gagal jantung (Decomp. Cordis) yang berat, pasien kesurupan
(terkena sihir), penderita phobia berat terhadap peralatan medis dan
wanita hamil,haidh, nifas atau menyusui.
WAKTU
BEKAM
SOAL 4.
Apakah harus memilih hari tertentu dan tanggal tertentu (tanggal 17,19
dan 21) agar lebih utama dilakukan bekam ?
Tidak, karena hadits mengenai keutamaan
hari dan tanggal tertentu untuk beerbekam adalah hadits
dhoif (lemah) sehingga tidak bisa dijadikan dalil.
Begitu juga larangan membekam pada hari tertentu (Rabu, Jum’at, Sabtu) juga
tidak memiliki dasar yang kuat.
SOAL 5.
Apakah ada perbedaan dibekam pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari
?
Sebenarnya
tidak ada perbedaan yang mencolok, kapan saja bisa dilakukan bekam. Hanya saja
jika dilakukan pada saat sinar matahari terik (tengah hari) lebih memudahkan
untuk mengeluarkan darah.
EFEK
SAMPING
Perlu kita
ketahui dulu sebalumnya bahwa setiap tindakan medis apapun bentuknya
tetap memiliki risiko dan efek samping. Akan tetapi hal tersebut tidaklah
menjadikan kita “urung” untuk melaksanakan “Sunnah hijamah (Bekam)” yang
mulia ini, asalkan dilakukan sesuai standar dan dilakukan oleh ahli yang
professional maka tindakan tersebut sangatlah aman.
Tidaklah
mungkin Allah Ta’ala dan Rosul-Nya menuntunkan amalan hijamah ini jikalau
berisiko tinggi bagi ummatnya, justeru yang sudah terbukti adalah manfaat dan
faedah yang luar biasa.
SOAL 6.
Apakah dibekam itu terasa “SAKIT” ?
Tidak, karena sebelumnya dilakukan dulu
penyedotan dengan kop bekam (disebut Bekam Kering) yang berfungsi untuk menarik
“darah kotor” ke bawah permukaan kulit sehingga kulit akan terasa menjadi tebal
dan “baal” sehingga ketika dilakukan sayatan tipis maka sudah tidak terasa
sakit lagi, hanya seperti digigit semut.
Bekam kering
tadi juga sekaligus berfungsi mengeluarkan kelebihan “unsur angin” dari tubuh
dan menimbulkan efek “massage” untuk melenturkan otot-otot yang mengalami
kekakuan.
SOAL 7.
Setelah dibekam, saya malah mengeluh badan terasa sakit (pegal-pegal)
apakah ada yang salah ?
Hanya
sedikit pasien yang mengeluhkan hal tersebut. Hal ini terjadi sebagai rekasi
sistim imun tubuh untuk berusaha mengembalikan fungsi-fungsi tubuh
agar menjadi normal kembali karena “sumber darah kotornya” sudah
dikeluarkan. Dalam 3-4 hari keluhan tersebut umumnya sudah hilang dan tubuh
menjadi bugar.
Beberapa
pasien mengatakan “mengantuk” dan ada juga yang “merasa lapar” setelah bekam,
hal tersebut wajar dan justeru lebih baik.
SOAL 8.
Saya mengikuti bekam masal, setelah itu badan saya “meriang” apakah saya
mengalami infeksi?
Saya tidak
menyarankan untuk mengikuti Bekam Masal karena penggunaan alat bekam berulang
kali tanpa proses sterilisasi yang sesuai standar bisa menjadi sumber
penularan penyakit tertentu. Keluhan “meriang” bisa merupakan tanda infeksi
apabila luka bekas sayatan Bekam mengalami pembengkakan (oedem),
berwarna merah, keluar cairan seperti nanah (pus), dan jika dipegang
terasa hangat.
Apabila
“meriang” tersebut tanpa disertai tanda-tanda tadi maka hal tersebut memang
kadang terjadi dan normal adanya dan dalam 3-4 hari keluhan tersebut umumnya
sudah hilang dan tubuh menjadi lebih ringan dan nyaman.Begitu juga dengan
keluhan perih pada bekas sayatan akan hilang sendirinya hingga sekitar 12 jam.
SOAL 9.
Keluar cairan seperti “lepuhan cacar” setelah bekam apakah berbahaya ?
Gelembung
cairan tersebut merupakan transudat yang umumnya terjadi akibat
proses penyedotan yang terlalu lama (lebih dari 15 menit). Dalam Ilmu kedokteran
China dikatakan bahwa adanya blister (lepuhan/lecat) pada bekas bekam
menggambarkan kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh. Adanya darah tipis
pada blister merupakan reaksi gas panas toksin.
Gelembung
tersebut tidaklah berbahaya dan cukup mengeluarkannya dengan menggunakan ujung
pisau bedah steril kemudian diolesi dengan minyak habbatussauda (jinten
hitam). Jangan sekali-kali menusuknya dengan jarum atau peniti dan
sejenisnya karena dapat menimbulkan infeksi.
SOAL 10.
Bekas bekam di kulit meninggalkan lebam berwarna merah muda, ungu hitam,
dan ada juga yang tidak berubah sama sekali, kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Umumnya
bekas bekam akan hilang dalam waktu 3 hari sampai 1 minggu setelah
bekam tergantung bentuk dan warna yang ditinggalkan. Reaksi pigmen pada
kulit bekas bekam adalah sebagai berikut :
- Ungu kegelapan atau hitam, pada umumnya hal ini mengindikasikan kondisi defisiensi (kekurangan) pasokan/suplai darah dan channel/saluran (pembuluh) darah yang tidak lancar yang disertai dengan keberadaan darah statis (darah beku).
- Ungu disertai plaque (bercak-bercak), pada umumnya hal ini menandakan terjadinya gangguan/ kelainan gumpalan darah yang berwarna keunguan dan adanya darah statis (darah beku).
- Bintik-bintik ungu yang tersebar dengan tingkatan warna yang berbeda (ada yang tua dan ada yang ungu muda). Hal ini menandakan kelainan “Qi” dan darah statis.
- Merah cerah, biasanya hal ini menunjukkan terjadinya defisiensi “Yin”, defisiensi “Qi” dan darah atau rasa panas yang dahsyat yang diinduksi oleh defisiensi “Yin”.
- Merah gelap, hal ini mengindikasikan kondisi lemak di dalam darah yang tinggi disertai dengan adanya panas patogen.
- Agak pucat/putih dan tidak hangat ketika disentuh, hal ini mengindikasikan terjadinya defisiensi cold (dingin) dan adanya gas patogen.
- Garis-garis pecah/ruam pada permukaan bekas bekam dan rasa sedikit gatal, hal ini mengindikasikan kondisi adanya wind (lembab) patogen dan gangguan gas patogen.
- Munculnya uap air pada dinding bagian dalam gelas bekam, menandakan kondisi adanya gas-gas patogen pada daerah tersebut.
SETELAH
BEKAM
SOAL 11.
Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah Bekam ?
Istirahatlah
secukupnya setelah berbekam, lebih baik lagi tidur. Minumlah air putih, madu,
sari kurma atau teh manis untuk mempercepat pemulihan. JIia ingin makan,
usahakan kurang lebih satu jam sesudahnya dan menghindari makan asam,
pedas, mie dan minuman bersoda/berkarbonase. Hindari untuk melakukan jima’
setelah bekam.
SOAL 12.
Apa boleh mandi setelah Bekam ?
Boleh bahkan
dianjurkan mandi setelah 2 jam melakukan bekam. Sebaiknya menggunakan air
hangat untuk mempercepat proses pemulihan. Hindari untuk menggosok bekas
sayatan bekam dengan sabun secara berlebihan karena selain terasa perih juga
akan memperlambat proses penyembuhan luka.
SOAL 13.
Apa ada perawatan khusus rutin (dengan antiseptic, rivanol, dll) yang
dilakukan setiap hari untuk luka bekas sayatan bekam?
Perawatan
tersebut diatas dilakukan jika memang diperlukan. Alhamdulillah jika Bekam
(Hijamah) dilakukan dengan benar maka hal tersebut belum diperlukan karena
lukanya sangat tipis dan cepat sembuh dengan sendirinya. (dr.abuhana)
Semoga Bermanfaat,